Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

SEJARAH POLEWALI MANDAR

Gambar
   A. SUKU MANDAR Suku Mandar adalah suku bangsa yang menempati wilayah Sulawesi Barat, serta sebagian Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah Populasi Suku Mandar dengan jumlah Signifikan juga dapat ditemui di luar Sulawesi seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Malaysia. Pada sensus penduduk tahun 1980 didapati bahwa terdapat 300.000 orang Mandar di Sulawesi Selatan, tetapi ini lebih menunjukkan jumlah penutur bahasa Mandar pada tahun itu kabupaten Majene, Mamasa, dan Mamuju penutur bahasa Mandar juga banyak, maka angkanya akan lebih dari 300.000 jiwa di tiga kabupaten, Majene, Mamasa dan Mamuju pada waktu itu, karena sensus tahun 1980 menunjukkan jumlah penduduk Majene 120.830, Mamasa 360.384, Mamuju 99.796 sedangkan Makassar 709.000. Mandar ialah suatu kesatuan etnis yang berada di Sulawesi Barat. Dulunya, sebelum terjadi pemekaran wilayah, Mandar bersama dengan etnis Bugis, Makassar, dan Toraja mewarnai keberagaman di Sulawesi Selatan.

Masjid Agung Syuhada Polewali

Gambar
Dimasa pemerintahan Bupati H.A. HASAN MANGGABARANI telah berdiri masjid di kompleks pekkabata bernama Masjid AL ABRAR yang terletak di kompleks pekkabata. Tetapi dalam pengembangan Masjid itu oleh bupati H. ABDULLAH MAJID pada tahun 1975 telah membebaskan sebidang tanah untuk membangun mesjid raya di Polewali waktu itu.. Disitulah sebagai cikal bakal berdirinya masjid syuhada namun tidak sempat selesai karena terkendala sesuatu hal.. Dan nanti pada masa pemerintahan bupati LETKOL. S.MENGGA pada tahun 1982 barulah tanah tersebut di bangun MASJID RAYA SYUHADA yang di resmikan pada tahun 1985, kemudian di masa pemerintahan Bupati H. ANDI ALI BAAL  MASDAR melihat kondisi masjin yang sudah mulai retak {rusak} maka pada 27 Juni 2007 dilakukanlah rehab total dan akhirnya berdirilah MASJID AGUNG SYUHADA yang di resmikan tanggal 29 Desember 2013 oleh Bupati H. ANDI ALI BAAL MASDAR. Mesjid agung syuhada Polewali mandar merupakan mesjid kebanggaan masyarakat Polewali mandar yang melambangkan

Tradisi Nikah Sulawesi Selatan

Gambar
Pernikahan di Sulawesi Selatan memang tidak terlepas dari tradisi Uang panaik mahal, kali ini di Kabupaten Bone, Kecamatan Cina, Dusun Bulu Dua, telah terjadi lagi uang panaik mahal. Diuangkapkan "Kinang" dalam beranda Facebooknya, 9 Agustus lalu bahwa ada beberapa mahar dari mempelai pria diantaranya Uang panaik 200 jt, 1 Unit Mobil, 1 Unit Rumah beserta surat-suratnya dan emas 1 stel. 

PIFAF 2018 POLEWALI & CAMPALAGIAN

Gambar
Enam Negara peserta Polewali Mandar Internasional Folk and Art festival (PIFAF) 2018 street dance di Lapangan Gasrat, Kacamatan Campalagian, Polewali Mandar, Jumat 3 Agustus, sore kemarin. Kedatangan Negara Meksiko, China Taipe, Thailand, Polandia, Latvia dan Kroasia disambut sangat meriah masyarakat sekitar. Mereka rela berdesak-desakan dan menunggu sejak pukul 14.00 Wita siang untuk melihat seperti apa tarian budaya tradisional masing-masing negara peserta PIFAF. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar, Andi Nursami Masdar mengatakan, pelaksanan street dance di Campalagian merupakan program dalam pelaksanaan PIFAF setiap tahunnya, agar semua kecamatan bisa dikunjungi.”Karena Campalagian belum pernah kita kunjungi selama pelaksaan PIFAF. Makanya kami tempatkan di Campalagian sama Binuang,” kata Andi Nursami di lapangan Gasrat. Tujuannya yang ingin dicapai, kata Nursami, supaya masyarakat Campalagian juga mengetahui bagaimana budaya orang lu

POLEWALI MANDAR, SULAWESI BARAT

Gambar
Kabupaten Polewali Mandar Moto: Sipamandaq Sejarah Sebelum dinamai Polewali Mandar, daerah ini bernama Kabupaten Polewali Mamasa disingkat Polmas yang secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah daerah ini dimekarkan dengan berdirinya Kabupaten Mamasa sebagai kabupaten tersendiri, maka nama Polewali Mamasa pun diganti menjadi Polewali Mandar. Nama Kabupaten ini resmi digunakan dalam proses administrasi pemerintahan sejak tanggal 1 Januari 2006 setelah ditetapkan dalam bentuk PP No. 74 Tahun 2005, tanggal 27 Desember 2005 tentang perubahan nama Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Kabupaten Polewali Mandar. Sementara Kesatuan Hukum Adat Pitu Ulunna Salu (Tujuh Kerajaan di Hulu Sungai) yang terletak di wilayah pegunungan berada di Onder Afdeling Mamasa yang meliputi: Tabulahan (Petoe Sakku); Aralle (Indo Kada Nene’); Mambi (Tomakaka); Bambang (Subuan Adat); Rantebulahan (Tometaken); Matangnga (Benteng); Tabang (Bumbunan Ada). Pemekaran

Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Polewali Mandar

Gambar
Polewali Mandar, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Provinsi Sulawesi Barat butuh bantuan sarana akses jalan agar masyarakat daerah itu terbantu memperlancar aktivitas ekonominya. "Selama ini akses menuju Desa Lenggo sangat sulit, karena untuk menuju desa yang berada di pegunungan Kabupaten Polman itu separuhnya harus ditempuh dengan jalan kaki sepanjang 12 kilometer," kata Habib warga Desa Lenggo Kabupaten Polman, Minggu. Ia mengatakan, jalan menuju Desa tersebut menanjak dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda dua sehingga masyarakat kesulitan melakukan aktivitas ekonomi dan mendistribusi hasil pertaniannya ke kota. "Jika ingin menuju daerah yang jaraknya sekitar 35 kilometer dari jalur Trans Sulawesi di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polman, maka harus mengeluarkan biaya cukup besar mencapai Rp120 ribu, tentu ini sangat memberatkan masyarakat melakukan aktivitas ekonomi, karena dengan bi

Batuk Sang Raja Membunuh Ribuan Tawanan

Gambar
Batuk Sang Raja Membunuh Ribuan Tawanan Seorang perwira menghadap Napoleon Bonaparte, menanyakan kebijakan sang kaisar terhadap seribu dua ratus tawanan Turki yang tertangkap. Kebetulan pemimpin tertinggi Prancis tersebut  sedang menderita flu berat sehingga sering kali terbatuk-batuk.  Lantaran kesal, orang terkuat di Eropa itu  mengumpat “ma sacre toux!” yang artinya “batuk sialan!”.  Namun,  gara-gara kalimat diiringi suara batuk, sang perwira mengira mendengar perintah “massacrez tous!” yang bermakna  “bunuh semua!”. Akibat kesalapahaman sepele inilah, ribuan tawanan tewas dibantai. Kisah tragis ini, menunjukkan betapa kata-kata seorang pemimpin  mempunyai pengaruh  bagi kehidupan. Sebuah kata atau kalimat yang diucapkan pejabat publik hingga saat ini terbukti masih berdampak besar. Imbasnya bisa berupa kecemasan atau kemarahan massal yang mengakibatkan pemborosan anggaran pemerintah karena terpaksa dialokasikan untuk meredam, atau bahkan kejatuhan politik. Baru-bar